Terserah Terserah Mau Herd Immunity Apa Konspirasi Kalau Paham Tentu Fokus Solusi
Seperti yang kita sadari bahwa kondisi sebenarnya memang belum normal seperti sebelum terjadi pandemi. So...jalani dahulu protokol terkait pencegahan penyebaran virus Sars-Cov2. Sebenarnya kita semua paham atau tidak sih dengan COVID-19, penyebarannya dengan mudah terjadi pada kerumunan. Misal satu orang sakit COVID-19 berada di kerumunan entah di bus, angkot, pasar, sekolah, mall, masjid, atau tempat-tempat lain, pokoknya tidak pandang bulu tempatnya. Lha...saat orang yang sudah terinfeksi tersebut bersin, batuk atau berbicara sehingga keluar droplet yang ada virus, maka siap-siap saja droplet plus virus tersebut menyebar ke sekitar dia.
Sepakati saja kalau mencegah
lebih baik daripada mengobati. Jadi bukan kita paranoid bukan panik tapi upaya
pencegahan diri dan orang lain itu lebih didahulukan. Sejak awal terdengar
adanya virus ini sudah terus ditekankan perihal PHBS, CTPS, jaga jarak dengan
orang lain, pakai masker, dan yang jelas sakit dengan gejala demam, batuk, sesak
nafas di rumah saja dulu, jangan jalan-jalan tanpa ada keperluan yang sangat
penting. Kalau beberapa upaya pencegahan
tersebut tidak dihiraukan ya terserah lah.
Melihat permasalahan ini dari
cakupan sebuah negara, maka akan sangat susah dan kompleks, makanya mengurus
negara itu tidak mudah, kalau ada uang jangan di korupsi, kalau ada proyek
biaya murah jangan buat proyek yang boros. Siapkan tuh dana cadangan kalau ada
bencana, sudah tahu Indonesia supermarket bencana, lha kok tidak ada tabungan
persiapan, hope for the best plan for the worst nya mana?
O iya beberapa hari ini sempat naik lagi istilah Herd Immunity , padahal beberapa bulan sebelumnya sudah banyak pembahasan seperti itu. Sempat ingin Saya tulis, tapi malas menulisnya. Herd Immunity di saat tanpa vaksin seperti kasus COVID-19 ini sangat tidak etis. Membiarkan seorang terinfeksi sebuah penyakit apakah opsi yang baik? Katanya kan mencegah lebih baik dari mengobati.
Apakah Herd Immunity Itu Strategi |
Apa Itu Herd Immunity ?
Banyak pencarian istilah Herd Immunity di Wikipedia, dalam situs tersebut ditulis sebagai berikut : " Kekebalan kelompok atau kekebalan kawanan (bahasa Inggris: herd immunity) adalah suatu bentuk perlindungan tidak langsung dari penyakit menular yang terjadi ketika sebagian besar populasi menjadi kebal terhadap infeksi, baik melalui infeksi sebelumnya atau vaksinasi, sehingga individu yang tidak kebal ikut terlindungi"Mengutip dari twitter Joko Mulyanto mendefiniskan " Herd Immunity atau kekebalan kelompok adalah konsep dimana sebagian besar orang mempunyai kekebalan terhadap penyakit, sehingga dia tidak bisa menularkan lagi kepada orang yang belum terinfeksi, akhirnya penularan penyakit terhenti dan kejadian penyakit menurun.
Jadi ketika sudah banyak orang yang kebal terhadap sebuah penyakit, maka angka penularan akan berkurang. Saya ambil contoh mudahnya yang bisa Saya pahami, misal seorang yang terinfeksi biasanya akan mengalami gejala seperti bersin, batuk yang memungkinkan dalam kasus COVID-19 ini, droplet akan dikeluarkan saat orang bersin, batuk atau sekedar berbicara. Kalau orang sudah kebal dengan COVID-19 dan tidak sakit dengan gejala di atas, maka kemungkinan menularkan virus ini akan sedikit. Terlepas ada juga carrier asimptomatik atau yang tidak bergejala.
Herd Immunity tergantung pada beberapa hal, yaitu: Ro ( Transmission Rate) atau kemampuan sebuah penyakit untuk replikasi diri dan menular kepada orang lain. Nilai Ro = 2 berarti 1 orang terinfeksi bisa menularkan ke 2 orang lainnya. Jika nilai Ro semakin besar, maka proporsi orang yang kebal harus lebih banyak. Misal dengan Ro=2 dibutuhkan sekitar 60% - 70% orang yang harus kebal. Bagaimana agar orang mempunyai kekebalan terhadap sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus. Dengan diberikan vaksinasi atau dengan dibiarkan terinfeksi dengan catatan setelah terinfeksi dan sembuh memungkinkan terbentuk kekebalan jangka panjang dan tidak mudah terinfeksi kembali.
Dalam permasalahan COVID-19 ini kita bisa cek faktanya yang terjadi di lapangan. Vaksin belum ada, jadi membiarkan orang terinfeksi adalah bukan sebuah strategi. Coba tunjuk negara mana yang sudah berhasil menerapkan Herd Immunity untuk COVID-19 saat ini? Kita tahu bersama COVID-19 ini menyebar begitu cepat, 1 pasien belum sembuh sudah muncul pasien berikutnya, terus darimana bisa muncul kekebalan kelompok secara alami. Cek juga angka CFR ( Case Fatality Rate) nya, misal hanya 3% saja yang meninggal, maka 60% dari populasi lebih harus terinfeksi dan 3% nya meninggal. Hitung sendiri berapa jumlah yang harus meninggal, semakin banyak populasi maka akan semakin banyak yang meninggal. Bagaimana apakah Herd Immunity itu sebuah strategi ? Bukan ini lebih ketidakmampuan untuk terus berjuang melawan COVID-19
Apakah Semua Ini Konspirasi
Hampir-hampir semua permasalah di dunia ini akan ada teori konspirasinya. Jadi Saya paling males menanggapi dan membaca soal teori konspirasi. Jadi tidak banyak yang bisa Saya tulis soal konspirasi.Fokus Solusi
Dalam menghadapi permasalahan COVID-19 masing-masing dari kita fokuslah pada solusi sesuai dengan tugas dan kemampuan. Semakin besar apa yang menjadi tanggungjawab kita, maka harus semakin serius berhadapan dengan pandemi ini. Jadi terserah mau disebut Herd Immunity atau banyak yang berbicara soal konspirasi, bagi Saya ayo fokuslah pada solusi termasuk jika memang negara ini tidak mampu. Hope for the best , plan for the worst, selalu berharap yang terbaik, dan siap dengan keadaan terburuk.Sumber :
Mulyanto, Joko. 2020. https://twitter.com/jkmulyanto/status/1241910494547587073. Diakses 03 April 2020
https://id.wikipedia.org/wiki/Kekebalan_kelompok . Diakses 20 Mei 2020
Posting Komentar untuk "Terserah Terserah Mau Herd Immunity Apa Konspirasi Kalau Paham Tentu Fokus Solusi"
Posting Komentar