Pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho
Gunung Lawu berada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, biasanya pendaki banyak yang melakukan pendakiannya lewat Cemoro Sewu ( Magetan, Jawa Timur ) dan Cemoro Kandang ( Karanganyar, Jawa Tengah). Berikut catatan perjalanan rekan kami yaitu : Ibnu Umar dan Abu Yazid , mendaki Gunung Lawu lewat jalur Candi Cetho.
Sabana Di Jalur Candi Cetho |
PENDAKIAN GUNUNG LAWU VIA CANDI CETHO
Sebenarnya ada beberapa pendakian yang kami lakukan sebelum kami melakukan pendakian ke Gunung Lawu kali ini. Namun, berhubung keterbatasan ruang dan waktu untuk bisa kami ceritakan pada kali waktu ini dan juga kemampuan untuk bisa menulis dan bercerita, buat kami "Menulis cerita itu lebih sulit daripada mendaki gunungnya", karna permintaan dari rekan-rekan pendaki maka kami mencoba berusaha menyuguhkan kisah PENDAKIAN GUNUNG LAWU VIA CANDI CETHO yang semoga kisah kami kali ini (aku Ibnu Umar dan temanku Abu Yazid) bisa menjadi informasi yang bermanfaat yang dibutuhkan oleh rekan-rekan petualang lainnya.
Siang itu hari Kamis bertepatan dengan tanggal 25 September 2014 seperti biasa aku mempersiapkan tugas pengiriman barang dagangan berupa jamu herbal ke salah satu pelanggan toko kami. Kali ini barang akan dikirim ke daerah Wonosobo Jawa Tengah. Disela-sela kesibukanku menyiapkan barang dagangan tiba-tiba datang pesan via Whatsapp dari Abu Yazid yang isinya pengkabaran dan ajakan untuk mendaki gunung Lawu via Cetho dan turun via Cemoro Kandang pada hari Jum'at bertepatan tanggal 26 September 2014. Aku pun tidak pikir panjang untuk menyanggupi ajakannya. Untuk selanjutnya mulai dari waktu pemberangkatan dan lain-lainnya aku serahkan kepada Abu Yazid. Sepulang dari Wonosobo pukul 19.15 aku masih juga menyelesaikan tugas toko untuk melakukan setokan barang atau tutup buku akhir bulan sampai pukul 22.00 sambil berpikir apa yang akan aku bawa pada pendakian kali ini, medan dan kondisi jalurnya belum aku ketahui'. Akhirnya Abu Yazid memberikan keputusan bahwa pemberangkatan menuju Cetho diawali dari stasiun kereta api Maguwo Jogja dengan kendaraan bermotor.
Pertemuan antara aku dan Abu Yazid disepakati di bandara Jogja yang tidak jauh pula di sana stasiun kereta api Maguwo berada. Tepat pukul 03.00 aku setel alarm pada Hp karena kereta berangkat jam 05.45 menuju stasiun Solo Balapan. Setelah packing dan persiapan sudah dirasa cukup maka akupun berangkat dari rumah jam 03.45 menuju bandara Jogja karna jarak dari rumah menuju bandara/ stasiun Maguwo Jogja memakan waktu -+1 jam dengan prediksi sholat subuh dilakukan di Jogja. Sampai bandara kamipun bertemu, melihat sambutan wajah ceria Abu Yazid maka akupun jadi semangat membalas sambutan cerianya dan motor kala itu kami titipkan di tempat penitipan terdekat disana.
Pukul 05.45 kami pun berangkat dari stasiun Maguwo Jogja dengan kereta AC Sriwedari menuju Solo Balapan dengan biaya hanya Rp 10.000. Sampai distasiun kereta Solo pukul 07.10 kami pun berjalan kaki menuju terminal Bus Solo yang lokasinya berada di balik stasiun kereta api. Meskipun belum sarapan pagi namun kami tetap semangat jalan kaki, yaa itung-itung pemanasan..
Sampai di terminal Bus Solo kami langsung naik Bus jurusan Tawangmangu dan berhenti di terminal KARANG PANDAN dengan biaya perOrang Rp7.500. Di terminal KARANG PANDAN ini akhirnya kami sarapan pagi dan mempersiapkan logistik yang diperlukan. Setelah sarapan dan mempersiapkan logistik kami pun melanjutkan perjalanan menuju PASAR KEMUNING naik Bus tanggung type 3/4 pintu satu dengan biaya Rp 4.000 perOrang. Sampai di PASAR KEMUNING naik Ojek menuju lokasi wisata candi CETHO dengan tarif Rp 15.000 perOrang. Dari sinilah pendakian gunung Lawu dimulai dengan biaya masuk / registrasi cuma Rp3.000 perOrang.
Pada pendakian kali itu hanya kami berdua saja yang mendaki lewat Cetho. Cuaca ketika itu sangat panas menyengat. Hari Jum'at pukul 10.55 kami (aku ibnu Umar dan abu Yazid) mulai beranjak melakukan pendakian. Awal medan jalur pendakian hampir sama dengan gunung-gunung yang lainnya, jalur tanah dan berdebu. Baiknya menggunakan masker ketika mendaki jalur Cetho ini ketika musim kering karena debu-debunya berterbangan lumayan cukup tebal, jalanan terus menanjak, aku meninggalkan Abu Yazid lumayan jauh sampai kami bertemu di Pos 1 pukul 11.40, kami putuskan untuk istirahat dan tidur sejenak sambil menunggu waktu sholat.
Setelah istirahat dirasa cukup dan sholat sudah dikerjakan kamipun melanjutkan perjalanan dari pos 1 pukul 12.20. Matahari masih memberikan pancaran sinarnya yang panas ketika itu. Kondisi medannya masih sama sampai mendekati pos 2 disambut dengan pepohonan yang besar. Sampai di pos 2 pukul 12.55 istirahat sambil menikmati cemilan karena perut kami sudah mulai berasa lapar.
Perjalanan masih panjang "ayo semangat abu Yazid....!!! Mbok Yem menanti...!!!.
Dari pos 2 kami pun melanjutkan perjalanan mulai pukul 13.30, terkadang kami melewati hutan dengan pepohonan besar dan terkadang kami harus menerima teriknya panas matahari dan debu yang berterbangan. Sampai Pos 3 pukul 14.57. Istirahat sekitar 30 menit.
Pukul 15.30 kami melanjutkan perjalanan menuju pos 4, sampai di pos 4 pukul 16.50, medan menuju pos 4 ini benar-benar menguras air dan tenaga kami karena ngetreknya. Pancaran sinar matahari mulai redup, suhu mulai dingin dan anginpun mulai bertiup lambat laun bertambah kencang. Akupun tidak tahan dengan dinginnya suhu ketika itu. Langsung saja aku kenakan jaket double agar dinginpun teratasi.
Dengan kondisi perut mulai keroncongan, stok air berkurang dan tenaga mulai terkuras dengan sisa-sisa yang ada kami tetap melanjutkan perjalanan dari pos 4 pukul 17.10 dengan ditemani desiran angin yang bertambah kencang menerpa kami pada pukul 17.35 sampailah kami di Cemoro Kembar. Melihat sisa air yang hanya cukup untuk masak mie dan kopi kamipun memutuskan untuk menikmati mie dan kopi panas di Cemoro Kembar ini karena rasa lapar yang tidak tertahan dan suhu dingin disertai kabut angin kencang yang menerpa. Sambil menunggu angin reda kami pun sholat maghrib disini. Selesai sholat kami saling bercerita pengalaman satu sama lain sampai pukul 20.00. Angin kencang pun tidak kunjung reda malah justru semakin bertambah kencang maka kami putuskan untuk mendirikan tenda dan ngecamp di Cemoro Kembar, istirahat dan tidur dengan rencana kami akan melanjutkan perjalanan pada pukul 03.00 pagi sambil melihat kondisi angin jika sudah mereda.
Alarm pun di setel pada pukul 02.00 dan berdering, kami terbangun dan ternyata suara gemuruh angin masih juga kencang akhirnya kami putuskan untuk tidur lagi dan melanjutkan perjalanan pada esok harinya.
Waktu menunjukkan jam 04.30, langit cerah namun angin masih bertiup kencang. Kami pun sholat subuh di dalam tenda. Selesai sholat kami berdikusi karena melihat angin yang masih bertiup kencang apakah perjalanan harus sampai disini atau masih tetap akan lanjut. Jika lanjut angin masih kencang dan beresiko. Jika harus balik turun maka stok air pun terbatas. Kami saling terdiam sambil berpikir jalan terbaik. Harapan kami jika melanjutkan perjalanan adalah warung Mbok Yem bisa makan dan minum disana. Akhirnya sepakat perjalanan di lanjutkan sesuai rencana awal.
Pukul 06.00 kami beranjak dari cemoro kembar dengan menerjang sisa-sisa badai meskipun tidak sebesar angin semalam. Sampai pada Pos 5 pukul 06.23 disambut dengan sabana terbentang luas dengan hijaunya rerumputan dan pohon cemara yang bertebaran. Subhanalloh....indahnya pemandangan di sabana ini. Setelah semalam mengalami kesulitan kami terhibur dengan sabana, alhamdulillah...
Pukul 06.00 kami beranjak dari cemoro kembar dengan menerjang sisa-sisa badai meskipun tidak sebesar angin semalam. Sampai pada Pos 5 pukul 06.23 disambut dengan sabana terbentang luas dengan hijaunya rerumputan dan pohon cemara yang bertebaran. Subhanalloh....indahnya pemandangan di sabana ini. Setelah semalam mengalami kesulitan kami terhibur dengan sabana, alhamdulillah...
Selesai menikmati istirahat di pos 5 kami melanjukan perjalanan yang masih panjang kembali pukul 06.45 melewati sabana dan pohon cemara sampai di Hargo Dalem warung mbok Yem pukul 08.20. Akhirnya bisa istirahat, makan dan minum disini. Setelah itu Carriel kami tinggal di warung mbok Yem dan melanjutkan ke puncak Lawu Hargo Dumilah.
Alhamdulillah perjalanan sukses dengan pengalaman seru dan menyenangkan. Angin badai itu akankah terulang kembali pada pendakianku berikutnya...
Setelah sampai puncak kamipun segera kembali ke warung mbok Yem dan turun melalui jalur Cemoro Kandang. Semoga apa yang kami suguhkan menjadi informasi yang bermanfaat buat rekan-rekan semuanya.
Adapun rincian perjalanan kami:
- Jogja - Solo 05.45 - 07.10. KA Sriwedari.Ongkos 10rb perOrang.
- Solo - KarangPandan 07.27 - 08.25. Bis Solo jurusan TawangMangu turun Karang Pandan. Ongkos 7.500 perOrang.
- KarangPandan 09.28 - pasar Kemuning 09.55. Bis 3/4, Ongkos 4000 perOrang.
- Pasar Kemuning 10.01- Ceto 10.18. Naik Ojek Ongkos 15rb perOrang.
- Cetho 10.55 - Pos 1 11.40
- Pos 1 12.20- Pos2 12.55
- Pos2 13.30 - Pos3 14.57
- Pos3 15.30 - Pos4 16.50
- Pos4 17.10 - Cemoro Kembar 17.35
- Cemoro Kembar 06.00 - Pos 5 06.23.
- Pos5 06.45 - Mbok Yem 08.20
Kawah Candradimuka Gunung Lawu |
Tugu Gunung Lawu 3265 mdpl |
4 komentar untuk "Pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho"