PDKT Bubur Bentuk Karakter Sebelum Mendaki Gunung
Tulisan sederhana berikut semoga saja tidak sia-sia dan tidak miskin manfaat, memang baru tahap seperti ini tulisan yang mampu penulis tuangkan dalam blog ini.
Ketika penulis mulai dekat dengan santri-santri di pondok sini,walaupun kedekatan sekedar teman berbicara dan ngobrol, semoga teman yang baik mampu berikan efek yang baik juga. Kemudian saat hari libur terkadang dari santri ada yang mengajak makan bubur di kampung terdekat dengan pondok. Acara makan bubur bareng ini sama sekali tidak mengganggu aktifitas belajar santri karena hari libur, maka saya setuju saja.
Karena mereka tahu bahwa saya kadang mendaki gunung, maka beberapa dari mereka ada yang bertanya tentang pendakian gunung,ya...saya jawab apa adanya saja, walaupun terkadang saya sering bilang kalau mendaki gunung itu saat hari libur saja, kemudian pada acara makan bubur bareng tersebut saya lanjutkan dengan berbagi informasi tentang apa saja yang terkait dengan pendakian gunung.Bukannya saya provokator dan ingin menarik pengikut sebanyak-banyaknya untuk anggota SANDAL, karena seperti yang kita ketahui keanggotaan SANDAL tidaklah mengikat, kami sekedar mengkoordinir jika ada yang mau mendaki gunung dari kalangan santri atau ikhwan.
Lambat laun ada saja yang ingin mendaki gunung, jadi tugas kami untuk menjelaskan bagaimana mendaki gunung itu, apa tujuan mendaki gunung, menjaga adab, menjaga niat dan selalu mengambil hikmah dalam sebuah pendakian gunung, itulah yang perlu ditanamkan bagi yang ingin mendaki gunung. Puncak bukanlah tujuan mendaki gunung yang seakan-akan dengan sekuat tenaga harus ditaklukan seperti menaklukkan musuh dalam perang, bukan seperti itu mendaki gunung, walaupun semangat agar tidak lekas putus asa akan terbentuk sendiri ketika seseorang mendaki gunung, namun yang perlu di tekankan bagaimana kita mendaki gunung dengan otak bukan sekedar nekad saja.
Mendaki gunung membutuhkan perencanaan,tujuan yang positif yang harus dicapai, menjaga kebersamaan, melatih kerjasama dan saling menolong sesama, sungguh banyak hal positif jika kita ingin menggali dari sebuah kegiatan seperti mendaki gunung, kalau kita belum bisa mendapatkan hal positif dari pendakian gunung maka janganlah mendaki gunung.
Mungkin masih banyak yang penasaran, masih ada saja yang kecil hati karena belum ada kesempatan untuk mendaki gunung, maka janganlah kecil hati karena banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan sebelum kita mulai melangkahkan kaki melewati berbagai medan dalam sebuah pendakian. Bentuk karakter diri sebaik mungkin bukan sekedar untuk catatan penghias buku tulis, tapi butuh penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Remaja yang katanya masih dalam pencarian jati diri walaupun sudah dipondok semoga pencarian jatidiri tersebut bisa disalurkan dengan memberikan kegiatan kepada mereka, taruhlah paling tidak agar mereka tidak bosan di lingkungan pondok , takutnya kalau mereka sudah bosan, maka mereka mencari sendiri lingkungan yang mereka anggap menyenangkan, padahal lingkungan yang menyenangkan belum tentu menjadi lingkungan yang baik bagi mereka. Semoga dengan adanya kegiatan maka mereka lebih betah , lebih krasan dan bisa tetap isiqomah. Mungkin kebetulan saja mereka ketemu dengan kami yang kegiatannya adalah mendaki gunung, yahhh...kami pribadi tidaklah memaksa harus ikut mendaki gunung, namun inilah kegiatan kami yang anak muda dan remaja tertarik dengannya.
Doakan saja kami mampu mendidik diri kami dan mereka walaupun cuma lewat PDKT makan bubur bareng, karena kebahagiaan tidaklah harus mewah, kebersamaan tidaklah harus dengan foya-foya, dan sebuah solusi tidak harus dengan rapat yang rumit.
Ketika penulis mulai dekat dengan santri-santri di pondok sini,walaupun kedekatan sekedar teman berbicara dan ngobrol, semoga teman yang baik mampu berikan efek yang baik juga. Kemudian saat hari libur terkadang dari santri ada yang mengajak makan bubur di kampung terdekat dengan pondok. Acara makan bubur bareng ini sama sekali tidak mengganggu aktifitas belajar santri karena hari libur, maka saya setuju saja.
Karena mereka tahu bahwa saya kadang mendaki gunung, maka beberapa dari mereka ada yang bertanya tentang pendakian gunung,ya...saya jawab apa adanya saja, walaupun terkadang saya sering bilang kalau mendaki gunung itu saat hari libur saja, kemudian pada acara makan bubur bareng tersebut saya lanjutkan dengan berbagi informasi tentang apa saja yang terkait dengan pendakian gunung.Bukannya saya provokator dan ingin menarik pengikut sebanyak-banyaknya untuk anggota SANDAL, karena seperti yang kita ketahui keanggotaan SANDAL tidaklah mengikat, kami sekedar mengkoordinir jika ada yang mau mendaki gunung dari kalangan santri atau ikhwan.
Lambat laun ada saja yang ingin mendaki gunung, jadi tugas kami untuk menjelaskan bagaimana mendaki gunung itu, apa tujuan mendaki gunung, menjaga adab, menjaga niat dan selalu mengambil hikmah dalam sebuah pendakian gunung, itulah yang perlu ditanamkan bagi yang ingin mendaki gunung. Puncak bukanlah tujuan mendaki gunung yang seakan-akan dengan sekuat tenaga harus ditaklukan seperti menaklukkan musuh dalam perang, bukan seperti itu mendaki gunung, walaupun semangat agar tidak lekas putus asa akan terbentuk sendiri ketika seseorang mendaki gunung, namun yang perlu di tekankan bagaimana kita mendaki gunung dengan otak bukan sekedar nekad saja.
Mendaki gunung membutuhkan perencanaan,tujuan yang positif yang harus dicapai, menjaga kebersamaan, melatih kerjasama dan saling menolong sesama, sungguh banyak hal positif jika kita ingin menggali dari sebuah kegiatan seperti mendaki gunung, kalau kita belum bisa mendapatkan hal positif dari pendakian gunung maka janganlah mendaki gunung.
Mungkin masih banyak yang penasaran, masih ada saja yang kecil hati karena belum ada kesempatan untuk mendaki gunung, maka janganlah kecil hati karena banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan sebelum kita mulai melangkahkan kaki melewati berbagai medan dalam sebuah pendakian. Bentuk karakter diri sebaik mungkin bukan sekedar untuk catatan penghias buku tulis, tapi butuh penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Remaja yang katanya masih dalam pencarian jati diri walaupun sudah dipondok semoga pencarian jatidiri tersebut bisa disalurkan dengan memberikan kegiatan kepada mereka, taruhlah paling tidak agar mereka tidak bosan di lingkungan pondok , takutnya kalau mereka sudah bosan, maka mereka mencari sendiri lingkungan yang mereka anggap menyenangkan, padahal lingkungan yang menyenangkan belum tentu menjadi lingkungan yang baik bagi mereka. Semoga dengan adanya kegiatan maka mereka lebih betah , lebih krasan dan bisa tetap isiqomah. Mungkin kebetulan saja mereka ketemu dengan kami yang kegiatannya adalah mendaki gunung, yahhh...kami pribadi tidaklah memaksa harus ikut mendaki gunung, namun inilah kegiatan kami yang anak muda dan remaja tertarik dengannya.
Doakan saja kami mampu mendidik diri kami dan mereka walaupun cuma lewat PDKT makan bubur bareng, karena kebahagiaan tidaklah harus mewah, kebersamaan tidaklah harus dengan foya-foya, dan sebuah solusi tidak harus dengan rapat yang rumit.
Posting Komentar untuk "PDKT Bubur Bentuk Karakter Sebelum Mendaki Gunung"
Posting Komentar