Selanjutnya kami terus turun menuju Dusun Senaru, melintasi trek hutan. Si matic yang kakinya sakit akhirnya berjalan pelan, ayub terus berlari. Tiba-tiba Mister seorang turis yang ketemu saat dia mendaki,ternyata sudah sampai di tempat kami lagi, wow...cepet skali dia, ha ha..paling dia tidak jadi ke segara anak, trus turun berlari dan mendahului kami.
|
Sampai Sini Istirahat Dulu |
|
Awas Rawan Kebakaran Hutan Di Musim Kemarau |
|
Tumbuhan Lencing |
Walaupun tidak paham dengan nama-nama pohon di hutan ini, tidak apa-apa untuk objek bidikan kamera saja. Lanjutkan dengan jepret pohon-pohon yang lainnya
Pohon selanjutnya bak-bakan, ukurannya lumayan besar ya..
|
Pohon Bak Bakan |
|
Pohon Kali Bambang |
|
Pohon Jukut |
Sebenarnya agak kebingungan gimana cara mengambil gambar pohon-pohon yang benar, di foto daun-daunnya tapi papan namanya nanti tidak kelihatan, sebaliknya kalau yang di foto papan namanya maka daunnya tidak kelihatan.
|
Pohon Klak |
|
Pohon Niar |
|
Pohon Prabu |
Untuk pohon prabu bukan namanya prabu wijaya ya..he he..
|
Pohon Saes |
|
Ini Bunga Apa ? |
Lanjutkan turun terus menuju Pos 2
|
Plang Mata Air Di Jalur Senaru |
Lihat ada plang mata air...cuma air yang tergenang, di musim kemarau airnya keruh. Di sinilah si Ayub istirahat dan mencari air, suasana ramai sekali banyak rombongan bule yang akan naik jadi males dengan suasana yang ramai. Di sini menunggu lama sekali, Ayub tidak kunjung datang, akhirnya aku putuskan untuk turun dulu, ku sukai trek turun ini, bisa berlari menapaki akar-akar pohon sebagai rem ketika berlari turun.
Jauh rasanya belum juga sampai Pos 1, tanpa mengukur sudah berapa jam aku terus berlari turun, hingga capek dan berhenti di Pos bayangan, aduhh..ku kira Pos 1. Lanjutkan perjalanan dan akhirnya sampai juga di Pos 1, sepi sekali tak ada pendaki. Setelah nafas stabil, lanjutkan lagi turun dengan berlari. Dan cukup lama juga akhirnya sampai di pintu gerbang Senaru.
|
Pintu Gerbang Senaru |
Sampai di sini ku cuma sendirian, aduhh..sepi sekali hiii..ya udah istirahat dulu. Tak beberapa lama datang pendaki yang lain, dan aku lanjutkan sendiri perjalanan menuju Senaru, turun sambil lari-lari kecil, sampai di tengah jalan ada gonggongan anjing. Kaget sekali, banyak anjing menggonggong, ku berhenti berjalan tapi dasar anjing tidak mau berhenti menggonggong. Alhamdulillah ada rombongan pendaki dari Lombok Barat, dan bareng-bareng kita turunnya sehingga anjing takut dan beberapa anjing menjauh pergi sambil terus menggonggong, kalau tidak terbiasa kaget dan takut sekali.
|
Jalan Senaru |
Posting Komentar untuk "Melintas Hutan Senaru"
Posting Komentar