Mendaki Gunung Rinjani Lewat Bawak Nao " Jalan Pintas Jalur Sembalun"
Kalau di tanya tentang Sembalun, maka kami tidak begitu paham walaupun kami pernah mendaki Gunung Rinjani. Kok bisa tidak tahu Sembalun ?? Ceritanya begini..
( lanjutan dari postingan sebelumnya)
Setelah pertemuan kami dengan Pak Ismail di Desa Senaru, maka kita putuskan mendaki Gunung Rinjani lewat Sembalun, motor kita titipkan di rumah Pak Ismail, dengan uang 150 ribu kita sewa mobil untuk anterin kita ke arah Sembalun.
Naik Mobil Bak Terbuka , Senaru -Sembalun |
Menuju Sembalun lewati jalan berliku, naik turun, jalannya udah beraspal bagus, namun...lama-lama treknya makin gak karuan, jalannya rusak dan sempit. Sudah 1 jam kita di atas mobil, terasa pusing dan mual, jauh juga ya antara Senaru ke Sembalun. Tiba-tiba mobil berhenti ke kanan jalan, ada beberapa rombongan turis dan porternya.
Pak Ismail berkata kepada kami bahwa kita sudah sampai di Bawak Nao, lewat Bawak Nao lebih mengirit waktu daripada lewat Sembalun. Dari semua ini sempat kita berpikir, kalau lewat Bawak Nao berarti kita tidak regestrasi di Sembalun, nama kita tidak tercatat di RIC (Rinjani Information Center) dong ..! Walaupun kita tidak ke Sembalun kata Pak Ismail nanti akan di daftarkan di sana, namun setelah mobil Pak Ismail muter tuk jemput rombongan turis tadi, Pak Ismail bilang petugas di Sembalun sedang tidak ada jadi tidak bisa regestrasi.
Apapun alasannya ya udah lah... dengan tanda pengenal warna hijau untuk pendaki Rinjani jalur Senaru yang di gantung di tas, kita jalan aja, ehh... sudah jam 15.30 lebih, saatnya sholat asar dahulu, cari masjid yuk !!
Kolam di Depan Masjid Dekat Jalur Pendakian Bawak Nao |
Narsis Dikit, Penampakan Tas Di Basecamp Bawak Nao , he..he.. |
Lewat Ladang Jalur Bawak Nao |
View Rinjani Jalur Bawak Nao |
Jalan nyantai menikmati semilir angin Rinjani, biasa ane (yoiyok) jalan paling belakang. Trek awal berupa ladang, di tiap perjalanan sering bertemu dengan para pendaki lainnya yang baru turun, ada juga petani, tegur sapa tetap kita jaga walaupun terkadang agak sulit berkomunikasi dengan penduduk setempat walaupun dengan bahasa Indonesia.
Gunung Rinjani Dari Bawak Nao |
Sore Yang Sejuk Di Kaki Rinjani |
Lewati Bekas Sungai |
Ayo..buruan nanjak...!! sebelum Maghrib |
Menikmati tiap langkah sendiri.. dengan tas yang berat di punggung ini, tak apalah jalan santai, sedangkan teman-teman di depan kadang berhenti menunggu ane, setelah melewati tanjakan dari bekas sungai ini, pemandangan lebih jelas terlihat. Catatan perjalanan yang agak kacau, siapa juga yang mau catat lama perjalanan, waktu-waktunya, ane sih.. targetnya kalau capek ya istirahat aja. Terkadang ada kejadian di luar rencana, jalan lebih cepat atau lebih lambat dari estimasi waktu standar pendaki.
Senja Di Padang Bawak Nao |
Semakin senja kamera semakin sulit ambil moment-moment tiap langkah kami, duduk dulu sambil minum air mineral, terasa legakan tenggorokan hufff....
Ayo lanjut lagi, di trek ini masih terlihat jejak-jejak sapi atau kerbau berupa kotoran yang sudah mengering. Trek selanjutnya memasuki hutan, langkah ane percepat lalui teman-teman, paling gak enak lewati hutan pas senja gini.
Setelah Lewati Trek Hutan |
Selanjutnya trek berupa padang rumput, datar dan kadang menanjak sedikit saja, sempat bertemu dengan rombongan lombok yang salah satu dari mereka pernah kuliah di jogja. Kadang kita duluan kemudian berhenti dan disusul mereka seperti itu seterusnya. Melewati Pos I, kemudian melewati Pos II sebelah jembatan, di sini banyak juga yang berhenti, kita lanjut terus sampai lupa tidak isi air minum, karena di pos-pos berikutnya tidak ada mata air lagi, kecuali di Plawang ( pos terakhir sebelum puncak). Kalaupun kita isi air, rasanya tas ane udah berat sekali tuk ditambah beban air. Intinya kita lanjut terus jalan...Sampai suatu saat kita berempat berhenti agak lama, anehnya dengan tas masih dipunggung, kita duduk berhenti, terdiam tanpa suara, menikmati heningnya malam di Rinjani,yang redakan capek ini. Tiba-tiba tidak sadar kita empat orang tertidur semua, tahu-tahu terbangun sudah terasa dingin, dan bangunnya juga bersama-sama. Weh...
"Ayo lanjut jalan yuk..!! keburu dingin", suasana semakin malam kira-kira pukul 20.00 WITA, kamipun cari tempat yang luas untuk sholat, ingat belum sholat maghrib dan isya. Akhirnya menemukan tempat yang cukup luas untuk sholat, kita jamak dan qoshor sholat maghrib dengan isya. Selesai sholat, terpikir untuk istirahat dan makan. Kita berhenti di sini saja, istirahat, buat tenda dan masak nasi dan mie.
Semua setuju untuk ngecamp di sini, langsung isi tas ane keluarkan semua, tenda dengan cepat berusaha kami buat, gerak cepat sebelum udara dingin menerpa kita.
Dua tenda sudah selesai dibuat, Si Ibnu Tsalatsah yang nanti akhirnya kita panggil "matic" (karena jalannya saat nanjak kaya motor matic tanpa oper gigi alias kebut dan tancap terus) masih asyik dengan kompor dan nasting, teman kita yang satu ini senang juga memasak walaupun hasilnya alakadarnya.
Makanannya gini...?? Naik Gunung Rinjani Edisi Ngirit.. |
bersambung di : Siang di Bukit Penyesalan Menuju Plawang Sembalun
4 komentar untuk "Mendaki Gunung Rinjani Lewat Bawak Nao " Jalan Pintas Jalur Sembalun""